Dalam
ulasan kali ini saya akan berbagi tentang pengalaman dalam usaha PPOB atau
Payment Point Online Bank, yakni sistem pembayaran yang dilakukan secara
on-line meliputi pembayaran listrik (prabayar maupun pasca bayar) dan
Non-Taglis, Pembayaran PDAM, Pulsa All Operator, pembayaran Angsuran, dll.
Kalau
ada yang mengatakan usaha PPOB merupakan usaha yang tidak ada ruginya, saya
bisa mengatakan bahwa pernyataan mereka salah. PPOB juga punya untung rugi sama
halnya dengan usaha- usaha yang lain. Maka dari itu, jika kita ingin mencoba
memulai usaha PPOB, saya akan berbagi pengalaman dalam menjalankan usaha PPOB.
Modal
Awal untuk memulai usaha PPOB yang perlu kita sediakan adalah komputer (PC
maupun Notebook), dan Printer (Matrix maupun dotmatrix)., jaringan internet
(Speedy maupun operator data seluler menggunakan modem). Rinciannya jika di
Rupiahkan sebagai berikut :
-
Komputer PC : 3 jt’an (spec. standar)
-
Printer :
2 jt’an (print tinta epson)
- Langganan speedy : 300 rb’an/ bln (bisa kita
press dengan menggunakan kuota
Untuk
sistemnya, saya menggunakan sistem PPOB milik Bank Bukopin (untuk kasus ini, tergantung
pilihan kita menggunakan sistem yang mana). Ini berpengaruh pada biaya
administrasi yang ditetapkan oleh Bank dalam setiap struk pembayaran.
Mengapa
saya menggunakan PPOB milik Bukopin, yang boleh saya katakan adminNya lebih
besar dibandingkan sitem PPOB bank yang lain. Karena, sistem PPOB bank Bukopin
Free kita gunakan dan tidak ada biaya registrasi. Total Deposit yang kita
gunakan untuk transaksi secara penuh kita gunakan tanpa adanya potongan.
Berbeda dengan PPOB yang lain yang menerapkan biaya registrasi dan sewaktu
Deposit awal ada biaya mengendap.
Untuk
rincian pendapatan transaksi, dapat saya rincikan sebagai berikut :
-
Untuk Pembayaran Listrik (Token dan
Pasca bayar) dengan komisi mitra Rp.1500-1700/trx:
100 @ Rp. 1700 : Rp.
170.000
-
Untuk Pembayaran kartu Halo, komisi
mitra Rp. 1.000/trx :
20 @ 1.000 :
Rp 20.000,-
-
Untuk Pembayaran PDAM, saya tidak
perkirakan, karena untuk PPOB bukopin untuk PDAM didaerah sy belum online.
-
Untuk pembayaran Finance, sy tidak
gunakan. Tapi kita dapat merincinya dari jumlah transaksi dan komisi yang diberikan (Rp. 2.000-
Rp.3.000/trx)
-
Pembayaran BPJS kesehatan juga sy tidak lakukan.
-
Pulsa All Operator (Keuntungan Langsung)
Rincian
diatas, merupakan rincian kasar dengan memperkirakan transaksi yang kita
lakukan setiap bulannya yakni 100 trx. Tapi hasil tersebut dapat lebih besar
lagi bila transaksi yang kita lakukan lebih dari 100 trx. Tapi, selama saya menjalankan
usaha PPOB selama 6 bulan berjalan, jumlah transaksi belum pernah mencapai 100 trx, saya biasanya
mendapatkan 80-90 trx untuk semua jenis pembayaran (Token, Listrik Pasca bayar,
Kartu Halo, Speedy).
Hal
tersebut sangat dipengaruhi oleh teknologi. Adanya SMS banking, Aplikasi Bank
yang tersedia di SmartPhone, serta layanan yang ditawarkan oleh Bank untuk
memotong langsung rakening setiap bulannya untuk menghindari keterlambatan
bayar. Sehingga memudahkan user untuk melakukan transaksi tanpa harus keluar
atau meninggalkan tempat.
Secara
itung-itungan, dengan modal Komputer, Printer, dan sewa Speedy atau pulsa data, dengan komisi yang saya terima
tidak dapat menutupi biaya operasional harian.
Saat ini, juga tersedia aplikasi PPOB via HandPhone, jadi kita tidak perlu menggunakan PC dan Printer, sehingga untuk biaya ini dapat kita tekan. sehingga modal untuk memulai usaha ini lebih ringan.
Sebagai
saran, jangan menjadikan usaha PPOB sebagai usaha utama jika anda ingin
mengerjakannya. Tapi gabungkan usaha PPOB dengan usaha yang lain, misal, Jual
Kartu Perdana atau Data, Usaha Fotocopy dan ATK, Usaha Cuci cetak Foto, dan
berbagai jenis usaha yang lain, guna menutupi biaya operasioanal.
Kenapa
Usaha PPOB, karena sekecil apapun usaha yang kita lakukan setidaknya ada hasil
yang kita peroleh. Karena dari hal yang kecil dengan usaha dan kerja keras
YAKIN hasil yang besar dapat kita Peroleh.